Xiaomi Dikabarkan Melanggar Kebijakan Hukum Periklanan di China
01 October 2015
Xiaomi adalah salah satu vendor smartphone China yang belakangan ini namanya sedang meroket di seluruh dunia, berkat smartphone yang dirilisnya laris manis dipasaran. Ponsel cerdas besutan Xiaomi memiliki spesifikasi berkualitas dan memiliki desain premium, selain itu harganya jauh lebih terjangkau dibanding vendor lain. Namun, sepertinya Xiaomi Corp saat ini telah melakukan kesalahan serius, sehingga dilaporkan sedang menjalani investigasi terkait pelanggaran hukum periklanan yang berlaku di negaranya.
Berita tersebut dilaporkan kemarin oleh outlet berita keuangan. Dan sesuai dengan hal tersebut, regulator industri sedang melakukan penyelidikan secara menyeluruh mengenai penggunaan frasa superlatif untuk menggambarkan produk di internet oleh Xiaomi.
Dalam sebuah pernyataan yang dirilis oleh Administrasi Beijing untuk industri dan perdagangan, Haidian menyatakan bahwa praktik periklanan Xiaomi bisa melanggar peraturan periklanan baru di negara itu. Karena sesuai dengan undang-undang yang baru berlaku, kata yang mengandung sifat superlatif seperti "yang terbaik" dan "paling canggih" tidak diboleh untuk kegiatan promosi. Kebijakan ini berlaku pada 1 September 2015 di China.
Undang-undang baru tersebut telah diperkenalkan untuk melindungi konsumen dari iklan yang membesar-besarkan fitur produk perusahaan. Penyelidikan ini dimulai setelah seorang yang tidak dikenal menunjuk perilaku iklan online Xiaomi.
Seorang analis asal Beijing, Zhu Dalin mengatakan bahwa itu adalah hal yang biasa bagi produsen perangkat keras untuk menggunakan kata yang bersifat superlatif dalam iklan yang mereka buat untuk produk-produk mereka. Mengomentari tentang penyelidikan yang melibatkan Xiaomi, Zhu mengatakan bahwa hal ini akan memperburuk citra perusahaan, dimana Xiaomi merupakan brand yang sangat terkenal, bahkan tidak hanya di China tetapi juga Internasional.